Kamis, 24 Januari 2013

Pengertian umroh (haji kecil)

pada kesempatan kali ini pendaftaran-haji-umrah.blogspot.com akan sharing sedikit tentang umroh. sudah sebaiknya sebagai umat muslim mengetahi salah satu ibadah yang di mulayakan Allah yang di beri nama Umroh. Umrah disebut Hajjul Ashghar (Haji Kecil), Kata ini berasal dari kata i`timaar (kata berimbuhan). dan Cara melaksanakannya Orang yang hendak umrah melakukan ihram dari miqat, kemudian melaksanakan thawaf qudum, lalu sai dan tahallul dengan mencukur atau menggunting rambut.


Umrah (bahasa Arab: عمرة) adalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam. Hampir mirip dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Masjidil Haram.
Pada istilah teknis syari’ah, Umrah berarti melaksanakan Tawaf di Ka’bah dan Sa’i antara Shofa dan Marwah, setelah memakai ihram yang diambil dari Miqat. Sering disebut pula dengan haji kecil.
Perbedaan umroh dan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat dilaksanakan sewaktu-waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di Mekkah, sedangkan haji hanya dapat dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.
Tipe Umrah

Terdapat beberapa tipe umrah, yang umum adalah umrah yang digabungkan dengan pelaksanaan haji seperti pada haji tamattu, adapula umrah yang tidak terkait dengan haji.

Umrah Mufradah
Umrah Tamattu’
Umrah Sunah

Tata Cara umrah

Untuk tata cara pelaksanaan umrah, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :

Disunnahkan mandi besar (janabah) sebelum ihram untuk umrah.
Memakai pakaian ihram. Untuk lelaki 2 kain yang dijadikan sarung dan selendang, sedangkan untuk wanita memakai pakaian apa saja yang menutup aurat tanpa ada hiasannya dan tidak memakai cadar atau sarung tangan.
Niat umrah dalam hati dan mengucapkan Labbaika ‘umrotan atau Labbaikallahumma bi’umrotin. Kemudian bertalbiyah dengan dikeraskan suaranya bagi laki-laki dan cukup dengan suara yang didengar orang yang ada di sampingnya bagi wanita, yaitu mengucapkan Labbaikallahumma labbaik labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika laka.
Jika sudah sampai kota Makkah, disunnahkan mandi terlebih dahulu sebelum memasukinya.
Sesampai di ka’bah, talbiyah berhenti sebelum thawaf. Kemudian menuju hajar aswad sambil menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya jika mampu dan mengucapkan Bismillahi wallahu akbar. Jika tidak bisa menyentuh dan menciumya, maka cukup memberi isyarat dan berkata Allahu akbar.
Thawaf sebanyak 7 kali putaran. 3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya jalan biasa. Thowaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan ka’bah dijadikan berada di sebelah kiri.
Shalat 2 raka’at di belakang maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat lainnya di masjidil haram dengan membaca surah Al-Kafirun pada raka’at pertama dan Al-Ikhlas pada raka’at kedua.
Sa’i dengan naik ke bukit Shofa dan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan dan mengucapkan Innash shofa wal marwata min sya’aairillah. Abda’u bima bada’allahu bihi (Aku memulai dengan apa yang Allah memulainya). Kemudian bertakbir 3 kali tanpa memberi isyarat dan mengucapkan Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wa’dahu wa shodaqo ‘abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu 3x. Kemudian berdoa sekehendaknya.
Amalan pada poin 8 diulangi setiap putaran di sisi bukit Shofa dan Marwah disertai dengan doa.
Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali dengan hitungan berangkat satu kali dan kembalinya dihitung satu kali, diawali di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah.
Mencukur seluruh atau sebagian rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya sebatas ujung jari bagi wanita.
Dengan demikian selesai sudah amalan umrah

demikianlah sedikit penjelasan tentang pengertian umroh atau haji kecil  semoga menjadi ilmu yang bermanfaat amien

Kamis, 17 Januari 2013

Kisah Tukang roti keliling Naek Haji

                  travel haji umrah indoesia
Mudah-mudahan cerita ONH haji umrah plus kali ini bisa meberikan motivasi buat kia semua .Lelaki paruh baya itu menyambut dengan ramah saat menerima tamu di rumahnya yang sangat sederhana, di Jalan H Muis, Depok. Sebuah gerobak roti bertengger di samping rumah, setumpuk roti masih berjejer di dalam gerobak itu. Selain itu, boks-boks roti berjejer rapi di kediamannya. Cucuran keringat masih tampak terlihat di wajah lelaki paruh baya itu.
Haji Uwas, begitu lah sapaan akrab lelaki paruh baya itu. Setelah puluhan tahun berjualan roti keliling, panggillan untuk pergi ke Tanah Suci Makkah pun menghampirinya. “Alhamdulillah, dari hasil nabung sedikit demi sedikit, saya bisa pergi haji bersama dengan istri,” ujarnya, Rabu.
Di sebuah ruangan tamu kecil beralaskan tikar, Uwas berbagi cerita tentang pengalamannya pergi ke Makkah pada 2011 lalu. Uwas mengatakan, niatnya untuk pergi haji sudah muncul sekitar empat tahun lalu . Semenjak itu, dia mulai menyisihkan rupiah demi rupiah untuk mewujudkan niat tersebut.
“Tiap hari kalau saya habis keliling jualan roti, paling enggak saya sisihkan kurang lebih Rp 50 ribu, nanti per bulan baru disetor ke bank, Alhamdulillah kalo lagi ada, bisa setor ke bank minimal Rp 500 ribu,” ujar pria berusia 48 tahun ini. Dia juga berusaha menyisihkan uang untuk anak-anak yatim.
Tak perlu menunggu waktu lama bagi Uwas dan istrinya untuk bisa pergi haji. Dua tahun penantian Uwas akhirnya terbayarkan. “Saya merasa ini mungkin panggilan Allah, kalau sudah ada niat dan dibarengi dengan usaha, insya Allah niat kita didengar oleh Allah, “ ujar pria yang memiliki enam orang anak dan tiga cucu ini.
Ketika itu, ongkos naik haji reguler untuk satu orang sekitar Rp 37,5 juta. Total biaya yang dikeluarkan oleh Uwas yakni sekitar Rp 130 juta. Itu murni dari penghasilan berjualan roti. Biaya tersebut sudah termasuk uang yang dia bawa ke Makkah untuk membeli oleh-oleh bagi seluruh keluarga dan kerabat di kampungnya.
Di Tanah Suci Makkah, Uwas dan istrinya mengalami banyak hal yang terjadi di luar kehendaknya. Sehari sebelum keberangkatan, Uwas dan istrinya menginap di Asrama Haji Bekasi. Saat itu mereka tergabung di kloter 39 dan berangkat pada pukul 03.00 WIB. Sejak di Asrama Haji Bekasi, Uwas selalu mendapatkan rezeki dan berkah.
Cerita, saat di Bekasi ada seseorang tak dikenalnya memberikan uang 300 riyal. Lalu, ketika berada di Makkah, dia dan istrinya selalu saja ada orang yang menraktir makan di restoran mewah, meskipun dia tidak mengenali orang tersebut.
“Saya juga bingung ini kenapa, padahal saya enggak kenal sama orang-orang itu, waktu di Makkah selalu saja ada orang yang ngasih saya, entah itu duit, makanan, atau menraktir saya dan istri makan di restoran, Alhamdulillah,” ujarnya.
Pengalaman lain adalah saat melakukan tawaf di putaran keempat, dia melihat sosok lelaki yang berbadan tinggi besar, berjenggot panjang sampai ke pusar, mengenakan gamis putih dan sorban. Lelaki tersebut berdiri di hadapan Uwas dan mengusap wajah Uwas dan wajahnya. Setelah itu, pria tersebut berlalu.
Selama melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci Makkah, Uwas dan istrinya selalu mendapatkan kemudahan dan diberikan kesehatan. Selain itu, ketika pulang ke Tanah Air, Uwas juga merasakan sambutan yang luar biasa dari keluarga dan kerabat di kampungnya, di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor